Sabtu, 03 September 2011

Puisi untuk "anak jalanan"

Dalam Lorong Waktu Fajar

Perkara tak sempat terbaca bibir
Itu mengalungkan sejuta rasa dingin yang bergelanyut
Mimpi di tengah lorong berpasiran kelabu dan bersinarkan hawa fajar
Mengusik-ngusik ketenangan

Dalam lorong waktu fajar
Aku hanya bisa tertunduk
Menyaksikan mereka yang tengah lemas dalam dilema
Di dalam lorong waktu fajar
Mereka mengait-gait sisa pejabat
Sisa secuil lauk untuk si buncit di dalam pusar
Di dalam lorong waktu fajar
Berkeliaran bak pacuan kuda dalam medan
Menyisipkan sejuta semilir dingin di sela-sela kulit itu
Betapa tega sang pemakan devisa bangsa
Menyaksikan si kulit kering dan si perut buncit dalam lorong sempit
Berbau dan fajar tiba hanya menjadi harta yang kuasa. .
Aku perih !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar