Tradisi
Masyarakat Kejawen tentang “Weton ”
Kali ini ayo kita mengulas sedikit tentang budaya yang
berkembang di masyarakat kita dan tidak jauh dengan budaya masyarakat jawa yang
berkembang sejak dahulu kala mulai jaman kerajaan sampai saat ini. Yang akan
kita bahas adalah pandangan masyarakat kejawen atau jawa tentang tradisi
percaya pada weton . Misalnya pada acara
sebelum upacara pernikahan atau sunatan , harus melalui hitungan-hitungan yang
bersumber pada weton . Weton sudah
dibawa masyarakat sejak lahir dan katanya sudah merupakan lambang kepribadian
seseorang.
Weton juga memiliki nilai sendiri-sendiri
begitupun dengan hari. Menurut tradisi masyarakat jawa jika penggabungan nilai
weton dan nilai hari tinggi maka peruntungan yang akan diperoleh juga akan
tinggi dan begitu pula sebaliknya. Sedikit ilmu tentang jumlah weton dan hari yang berkembang di masyarakat jawa
adalah : senin memiliki nilai 4, selasa memiliki nilai 3, rabu memiliki nilai
7, kamis memiliki nilai 8, jum’at memiliki nilai 6, saptu memiliki nilai 9 dan
minggu memiliki nilai 5. Sementara weton juga ada nilainya yaitu : legi
memiliki nilai 5, pahing memiliki nilai 9, pon memiliki nilai 7, wage memiliki
nilai 4 dan kliwon memiliki nilai 8.
Berdasarkan itu kita bisa menerawang sedikit jika ada
seseorang yang lahir pada hari saptu
pahing maka peruntungan hidupnya akan tinggi dan jika kita melihat yang
terendah yaitu misalkan ada seseorang yang lahir pada hari selasa wage disuratkan hidupnya tidak begitu memperoleh peruntungan
yang baik. Kita tidak di anjurkan mempercayai hal ini. Kepercayaan masyarakat
jawa tentang peruntungan weton masih saja dirasakan pada masyarakat sekitar
kita, namun seiring perkembangan jaman masyarakat hanya menganggap hal itu
adalah sebuah tradisi yang patut dilestarikan saja dan sebuah warisan dari para
leluhur yang tidak akan pernah terlupakan dan masih saja tetap ada jika akan
melakukan upacara-upacara yang berhubungan dengan masa depan, misalnya pada
upacara penikahan, akan bepergian, dan ritual-ritual lainnya.
Sebelum melangsungkan upacara pernikahan misalnya kedua calon
mempelai jika ingin mendapatkan peruntungan yang baik setelah menikah nanti
harus melalui hitungan-hitungan berdasarkan weton dari mempelai pria dan
mempelai wanita. Dan jodoh pun bisa dilihat melalui hitungan-hitungan weton misalnya saja seorang
lelaki yang lahir pada senin wage
tidak cocok dengan wanita yang lahir pada hari sabtu pahing . perhitungan seperti ini tidak banyak yang mengetahui
dan sebagian besar yang mengetahuinya hayalah orang-orang yang tergolong sudah sepuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar