###
Hari itu
berjalan seperti biasa di sekolah, hari itu bertepatan dengan hari sabtu dan
hari sabtu ini ada salah satu mata pelajaran di kelas akan ada ulangan dan
betapa cerobohnya aku ini, aku tidak belajar sama sekali..(benar-benar rileks).
“Rin, kamu sudah belajar untuk ulangan nanti apa
belum ?” Tanyaku.
“Belum, Sri. Aku tidak belajar sama sekali ! ,
Gimana mau belajar tadi malem asyik lihat pacarku Rafael ngedance . (hihihihihihi)” jawabku.
“Waduh , Rin .. bagaimana ini ? lha aku nyontek
siapa donk kalau kamu tidak belajar ?”
“Emang bisa kalau ulangannya Bu Ana nyontek , mimpi
kamu Sri ?”
Kemudian
Intan dan Rosa datang menghampiri kami
“Hayoo.. ngomongin siapa ?, jangan nggosip kalian ?”
tegur Rosa
“Iya nich serius banget , lagi ngomongin siapa sih?”
Tanya Intan
“Waduh.. kalian ini orang lagi suntuk mikirin
ulangan matematika nudu yang ngga-nggak .” kataku
“Ya udahlah.. aku juga nggak belajar , santai..”
kata Rosa
“Sudahlah , tidak usah berdebat lagi kalau nggak
belajar siap-siap remidi. Gampang kan?” kata Intan
“Ngomongnya gampang ngejalaninnya itu yang sulit !”
bantah Rina
Ditengah
perbincangan itu , tiba-tiba sosok Salasatun yang dengan wajah misterius dan
dia adalah siswi kesangan Bu Ana yaitu gugu matematika yang garang di kelasku ,
masuk ke dalam kelas dan datang menghampiri kami yang sedang gentar.
“Teman-teman tidak boleh ngomongin guru , bisa-bisa
ilmu kalian tidak bermanfaat lo..” katanya
“Hufh.. anak ini kumat dech” celotehku pelan
“Sudah-sudah, dari pada pusing makan di kantin yuk
aku lapar nih” ajak Rosa
“Iya..ayo aku ikut..”sambung Intan
***
Tak
terasa bel pulang sekolah telah berbunyi “Krriiiiiiiiiiinnnnnnngggggg..!” semua
siswa dan siswi keluar kelas masing-masing dengan wajah menunjukkan ceria
kecuali di kelasku yang keluar dengan muka masam dan bertanya-tanya tentang
hasil ulangannya nanti.
“Huh.. aku benar-benar tidak bisa ,semuanya lupa,
semuanya blank ,apa sih rumusnya logaritma itu..?” kataku
“Aku juga ,
es talah santai aja kalau remidi dijalani aja lo..” hibur Rosa
“ya udah, pulang aja yuk “ ajakku
Tak
lama kemudian tibalah kami di ujung pintu masuk sekolah. Dan ternyata mobil
Toyota avansa berwarna putih mengkilat telah menunggu kepulangan Rosa.
“Aku duluan ya Sri..” kata Rosa
“Iya .. hati-hati ya..” kataku
“Daaa..”
“Daaa..”
“Daaa..”
Beberapa
menit kemudian ayahku datang dengan motor bututnya dengan suara yang khas dan
memecahkan kesunyian dalam keramaian siswa-siswi yang juga sedang menanti
jemputan datang.
Langsung saja , aku bersemangat sekali duduk di
belakag ayahku dengan posisi menyamping . kemudian ayah memutar motornya membalik
kebelakang dan “nggeennggg….” Motor melaju dengan tegasnya.
Aku
sampai di rumah dengan selamat , sembari memikirkan apa yang akan terjadis aptu
depan , “uhhh… tidak bisa terbayangkan olehku”
Sesampainya di rumah, aku meletakkan tas yang begitu
berat diatas meja belajarku yang begitu penuh sesak oleh tumpukan kertas dan
buku-buku yang tidak terkonsep letaknya. Kemudian, aku melepas seluruh seragam
sekolah dan berganti dengan pakaian sehari-hari.
Aku
mencari-cari remote tv kesayanganku yang setiap hari menemaniku saat sedang
jenuh dan saat bersantai-santai setelah pulang sekolah seperti ini.
Ditengah santaiku yang sedan asyik menyaksikan acara
televise yang kebetulan adalah drama FTV, tiba-tiba saja handphone ku berbunyi
tanda ada telepon masuk yang di layar tertuliskan “mama.x Rosa”. Yaitu ibu dari
salah satu sahabatku. Langsung saja aku mengangkat teleponnya.
“Halo.. Assalamu’alaikum, tante!”
“wa’alaikumsalam(dengan nada seperti menagis
tersedu-sedu). Ini benar dengan Sri?”
“Iya.. tante ini saya sendiri. Ada apa tan? Kelihatannya
tante sangat sedih?”
“begini Sri . mobil yang tadi menjemput Rosa
mengalami kecelakaan hebat dannn..(terputus)”
“kenapa tante, ada apa dengan Rosa ?” tanyaku panic
“Ros.. Rosa (tersedu), Sri.. dia mengalami luka yang
sangat serius daann..(terputus)”
“Dan apa tante ?” tanyaku serius
“Dan Rosa tak terselamatkan, Sri ..” (menangis
terisak-isak)
“Aapaa?? Rosaaa!!!” sepontan saja aku lansung kaget
dan lansung menangis mendengar kabar itu.
“Ya sudah tante , saya akan kesana sekarang”
“Iya Sri, saya tunggu..”
“Baik tante, assalamu’alaikum.”
“wa’alaikumsalam.”
Sore
itu di rumah Rosa begitu memilukan , isak tangis yang menderu-nderu memecah kesunyian
yang terjadi pada saat itu. Jenazah Rosa terbujur kaku dipeti jenazah yang
terletak di sudut ruang tamu yang kelihatan sangat luas karna perabotan ruang
tamu yang telah disingkirkan.
Ayat-ayat
suci Al-Qur’an terdengar bersahut-sahutan menandakan kecintaannya kebada Rosa
dan terlihat diluar rumah bendera kuning tanda duka telah tertancap dan para pelayat berdatangan satu persatu ada
juga yang berkelompok-kelompok, terlihat teman-teman sekolah beserta para guru
turut hadir ke rumah Alm.Rosa.
Aku, Intan dan Rina , berusaha menenangkan tante
Vivi yang tak lain adalah ibunda Alm.Rosa.
“Tante yang sabar yaa.. , kita harus iklas menerimaa
takdir ini” kata Intan
“Terimakasih Intan. Kalian adalah sahabat-sabat
terbaik Rosa , jika selama ini Rosa punya salah sama kalian ma’afkan Rosa ya..,
tante tidak percaya dengan semua ini dia masih sangat muda.” Kata tante Vivi
sembari mengelap air matanya.
“Tentu saja tante, kami semua mema’afkan Rosa. Rosa
adalah anak yang baik buat saya.” Kataku
“Iya, tante..” sambung Rina
***
Prosesi
perawatan jenazah Rosa telah sampai pada tahap akhir yaitu pemakaman .Kami semua , para pelayat dan teman-teman sekelas
berjalan berjalan beriringan menuju tempat peristirahatan terakhir Rosa.
Pemakaman selesai, aku , Intan dan Rina kembali kerumah Alm.Rosa dan tante Vivi
mengajak kami untuk menginap.
Hari sudah
semakin gelap , jarum jam berjalan seiring wakyu. Aku , Rina dan Intan merasa
sangat mengantuk akhirnya kami diajak tante Vivi untuk ke kamar dan tidur
bersama.
Tepat pada pukul
00.01, aku terbangun dan ingin rasanya aku buang air kecil. Kebetulan aku
sering sekali menginap di rumah Rosa. Jadi , aku pergi sendiri ke kamar mandi
untuk buang air kecil. Kamar kecil di rumah Rosa terletak tidak jauh dari dapur
dan tepatnya bersebelahan dengan dapur di rumah Rosa.
Aku keluar dari kamar tidur dengan tergopoh-gopoh
dan tidak peduli keadaan gelap karna lampu juga telah dipadamkan.
Karna
sudah sangat kebelet , aku langsung mengarahkan pandanganku ke dapur, saat aku
hendak masuk ke dapur yang saat itu pintunya tertutup rapat dan pandangan
mataku tidak terlepas dari sudut dapur yang merupakan tempat bertengger kamar
mandi. Dan tiba-tiba “Aaaaaaaaaaaaa…” aku dikejutkan oleh sesosok hitam yang
rupanya terlihat lusuh dan berdiri dengan santainya di sebelah kamar mandi
persis. Entah apa atau siapa aku tidak mengetahuinya. Hasrat ingin buang air
kecilpun langsung hilang karna aku benar-benar ketakutan. Kemudian, aku
langsung kembali ke kamar tidur tanpa membangunkan kedua sahabatku dan tante
Vivi dan aku tidur kembali.
Saat
itu yang terfikrkan dalam benakku adalah Alm.Rosa yang biasanya kata
orang-orang jika dihantui seperti itu ingin berpamitan. Tapi,
sudahlah..kemudian aku tidur kembali.
Pagi
pun tiba tante Vivi bangun duluan, kemudian aku susul dan aku lari
terbirit-birit ke kamar mandi yang masih agak samar terlihat mataku karna
cahaya juga tidak terlalu terang. Dan “Aaaaaa…” aku dikejutkan lagi oleh sosok
seperti tadi malam. Kemudian , tante Vivi datang menghampiriku.
“Ada apa , Sri ?” Tanya tante Vivi
“Itu.. it.. ituuu…. Tante. Ross.. rosss… Rosaaaa…”
kataku terbata-bata.
“Rosa..?” tante Vivi heran
“Ada apa ?” Intan datang terkejut
“Itu, ada Rosa di dapur” jelasku
“Rosa..? mimpi kamu Sri !, mana ada sih orang yang
sudah tenang di alam sana bisa hidup lagi” tegas Rina
“Di mana kamu lihat Rosa ?” Tanya tante Vivi
“Di dapur tante!!”
Kemudian
kami pergi ke dapur bersama untuk memastikan benar atau tidak perkataanku.
Cahaya muncul dengan terangnya.
“Mana Sri ?” Tanya tante
“It.. itu, di sudut kamar mandi.”
“Heemmm…itu orang-orangan sawah yang dibuat ayah
Rosa kemaren pagi.”
“Hhahahahahahaha…… “ Intan dan Rina tertawa
terbahak-bahak
“Kamu ini ada-ada saja Sri . orang-orangan sawah
dibilang Rosa. Rosa itu sudah tenan disana.” Kata Intan
“Hufhh…” keluhku tersipu malu.
Ternyata
sosok hitam di sudut dapur yang ku kira adalah penampakan hantu ternyata adalah
orang-orangan sawah yang sengaja dibuat oleh paman Arman untuk membantu bertani
padi.
“Hmmm… memang hantu itu takkan ada !!” kataku
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar